Saturday, March 9, 2019

Semakin Dihina, Semakin Melejit


Semasa sekolah, aku bukanlah orang yang pintar. Tidak banyak prestasi yang aku raih di sekokah. Bahkan aku pernah dinyatakan hampir tidak naik kelas. Nilai Bahasa Inggris dan matematikaku sangat buruk.

Pernah suatu kali aku mendapatkan nilai 0 pada ulangan Bahasa Inggrisku. Apa yang terjadi? Aku dipanggil oleh guruku dan hal yang sangat melukai perasaankulah yang kudapatkan saat itu. Bagaimana tidak? Nilai 0 yang kudapatkan itu justru digambari oleh guruku wajah menangis. Bahkan aku sering dihukum di depan kelas dan dipermalukan karena tidak dapat menjawab pertanyaan Bahasa Inggris.

Sama halnya dengan pelajaran matematika. Nilai matematikaku sangat buruk. Pernah suatu kali dalam satu kelas, hanya aku yang tidak bisa menjawab pertanyaan. Hal itu tidak hanya terjadi sekali saja tetapi beberapa kali. Tentu hal ini membuat guruku kesal dan marah.

Rasa takut dan sedih meliputi diriku. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk belajar. Aku bukanlah tipe orang yang malas belajar. Andai aku bisa memilih, aku tidak ingin menjadi orang yang bodoh.

Hampir setiap pulang sekolah aku menangis meratapi nasibku. Kenapa aku begitu bodoh? Pernah sesekali aku hampir menyerah dengan keadaan. Namun, ketika aku terdiam berusaha mengendalikan emosiku, aku berpikir bahwa aku harus terus maju. Aku tidak boleh menyerah.

Menyerah bukanlah keputusan yang tepat. Itu semua justru akan menghambat semua impianku. Hari demi hari aku terus belajar. Bahkan setiap hari aku belajar. Mengerti atau tidak aku tetap belajar. Tersiksa rasanya, karena aku masih juga tak kunjung paham dengan apa yang kupelajari. Sesekali aku tak kuat menahannya, hingga aku meneteskan air mata dan bertanya dalam hati, kenapa aku begitu bodoh?

Belum lagi aku sering dibanding-bandingkan dengan saudara-saudaraku yang lebih hebat dalam studinya. Lebih menyakitkan lagi, yang membanding-bandingkan justru orang-orang terdekatku. Hal itu membuatku merasa kecewa, secara psikis aku merasa terpuruk.

Satu malam aku merenung, dan aku ingat bahwa aku punya Tuhan Yesus yang sanggup mengubah yang tidak mampu menjadi mampu. Malam itu aku berdoa pada Tuhan Yesus agar aku dimampukan dalam studiku. Memohon pada Tuhan agar aku diberikan hikmat marifat, kecerdasan yang berasal dari Allah Bapa.

Terus aku berdoa dan aku belajar dengan giat. Hari demi hari perubahan mulai aku rasakan. Nilai Bahasa Inggrisku mulai membaik waktu aku duduk di bangku SMP. Meskipun nilai matematikaku masih jelek setidaknya ada satu kemajuan dalam bidang lain.

Bahkan, aku berhasil memasuki peringkat 10 besar di bangku SMP. Padahal sebelumnya aku tak pernah mendapatkan peringkat sama sekali. Waktu terus berjalan, hingga akhirnya aku duduk di bangku SMK.

Prestasi di SMK justru semakin terlihat. Nilai Bahasa Inggrisku sungguh mengalami perubahan yang luar biasa. Bagaimana tidak yang sejak dulu selalu mendapat angka merah kini berubah menjadi nilai yang fantastis. Nilai berkisar antara 80-100, lebih sering mendapat nilai sekitar 90.

Nilai Bahasa Inggrisku semakin hari semakin baik. Hingga aku sering diikutkan lomba pidato dan cerdas cermat Bahasa Inggris di sekolah. Yang tadinya nilai Bahasa Inggris 0 kini justru menjadi mewakili sekolah dalam lomba pidato dan cerdas cermat Bahasa Inggris.

Suatu kemajuan yang besar bagiku, meskipun untuk nilai matematika masih sama saja. Tapi aku tak menyerah, aku terus belajar dan mengandalkan Tuhan. Hingga akhirnya aku mendapatkan nilai 90 untuk pelajaran matematika saat ujian sekolah. Angka 90 terasa mustahil buatku yang tadinya nilai matematika selalu merah. Nilai yang membuat guruku seringkali kesal terhadapku.

Prestasi lain juga kudapatkan semasa aku duduk di bangku SMK. Peringkat 3 besar selalu kudapatkan. Aku menjuarai pemilihan putra-putri SPARTA tahun 2012, aku juga mewakili lomba LKS bidang kecantikan tingkat Propinsi Jawa Tengah, dan aku juga mewakili sekolah dalam lomba Bahasa Inggris.

Waktu di bangku SMK, aku juga sering dihina oleh guruku. Satu kali guruku pernah mengatakan bahwa sanggul yang aku buat seperti sarang burung. Sakit rasanya. Ia katakan padaku bahwa kalau aku tak memenangkan pertandingan kali ini, lebih baik aku mengundurkan diri. Jauh dari dalam lubuk hati, aku merasa terluka. Tak ada yang ingin kalah dalam suatu perlombaan, akupun juga ingin jadi juara. Tapi apa daya? Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, dan persaingan sangatlah ketat.

Alhasil aku kalah dalam lomba tersebut, tapi suatu kali saat aku bekerja di Lie Kuang, aku justru hampir diangkat menjadi art director pada saat itu. Aku mampu mempelajari teknik hair cutting dengan cepat. Siapa sangka?

Waktu terus berjalan hingga akhirnya aku duduk di bangku kuliah. Aku mengambil jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Aku bukanlah orang pandai berpolitik kala itu. Bisa dikatakan bahwa aku adalah orang yang buta politik. Tapi aku begitu menikmati setiap pelajaran yang diberikan di bangku kuliah.

Aku terus mau belajar dan mengandalkan Tuhan. Siapa sangka aku juga memiliki prestasi di bangku kuliah. Aku menjuarai pemilihan duta kampus tahun 2016, aku juga berhasil menduduki peringkat 6 tingkat nasional dalam lomba debat politik tahun 2017.

Selama kuliah aku juga mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris pada murid SMP, SMA, dan mahasiswa universitas lain. Siapa sangka? Orang yang tadinya bodoh dalam bidang Bahasa Inggris justru menjadi pengajar Bahasa Inggris kala itu. Siapa sangka orang yang tadinya nilai matematika selalu buruk justru mendapat nilai nomor dua terbaik saat ujian sekolah pada bidang matematika?. Siapa sangka pula, orang yang tadinya buta politik justru menjuarai lomba debat politik? Siapa sangka orang yang tidak tahu dunia model, tidak tahu pose yang baik dan benar justru menjuarai pemilihan putra-putri SPARTA 2012 dan pemilihan duta kampus 2016?

Ya, hinaan yang kudapatkan justru aku jadikan sebagai cambuk untuk membuatku menjadi orang yang lebih berprestasi. Bukan malah sebaliknya menjadi orang yang putus asa. Hal terpenting dalam hidup ini adalah terus berusaha, terus belajar, terus melakukan hal yang positif, dan tetap mengandalkan Tuhan.

Orang lain tidak berhak mengontrol hidup kita. Selama apa yang mereka lakukan menyakiti hati kita, melemahkan kita, justru kita harus mampu bangkit kembali. Kitalah yang mengontrol hidup kita masing-masing. Mau maju? Atau mau mundur?
Kalau mau maju, ayo bangkit dan tetap andalkan Tuhan! Dan ingat tetaplah rendah hati. Semua karena Tuhan, bukan karena kuat dan hebat kita. Tuhan yang memampukan kita. Percayalah Tuhan mampu menjadikan yang tidak mampu menjadi mampu. Tuhan sanggup menjadikan yang biasa menajdi luar biasa.


No comments:

Post a Comment

ENGLISH PHRASES

YOUTUBE   ENGLISH PHRASES  no one said it was to be going easy.  tidak ada yang mengatakan itu akan berjalan mudah.  that wasn't the re...